Dalamhadis dari Jarir bin Abdillah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyebutkan nilai dosa akibat menjadi pelopor maksiat, "Siapa yang mempelopori satu kebiasaan yang buruk dalam islam, maka dia mendapatkan dosa keburukan itu, dan dosa setiap orang yang melakukan keburukan itu karena ulahnya, tanpa dikurangi sedikitpun dosa mereka," (HR.
JAKARTA - Seorang suami bertanggung jawab atas istri dan anak-anaknya karena ia merupakan kepala keluarga. Namun, apakah suami akan turut menanggung dosa apabila istrinya tidak mau berjilbab. Dilansir dari About Islam, Selasa 2/2, Associate Professor di department of Islamic Studies in English, Al-Azhar University, Mesir, Mohammad S. Alrahawan, menyatakan Allah telah memerintahkan para suami dan ayah untuk mengambil tanggung jawab mereka dalam mengajar dan memberikan nasihat yang tulus kepada istri dan sesamanya. Di dalam Alquran Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, lindungi dirimu dan keluargamu dari api yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjagaan malaikat-malaikat yang keras dan kejam, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan, dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan," At-Tahrim ayat 6.
Suamiyang memiliki perasaan benci kepada istri Tentunya memiliki sifat benci terhadap istri merupakan salah satu bentuk dosa suami terhadap istri. RasulullahShalallahu alaihi wa sallam telah mengingatkan akan hal ini melalui hadis berikut : "Janganlah seorang suami yang beriman membenci isterinya yang beriman. PERNIKAHAN yang sakinah mawaddah warahmah adalah dambaan bagi semua pasangan suami istri muslim. Namun dalam beberapa kasus, hal itu tidak bisa digapai karena sang istri durhaka kepada suami. Namun dalam artikel kali ini kita akan mengulas dosa apa saja yang dilakukan kepada istri yang harus dihindari seorang suami. Berikut beberapa kategori dosa suami kepada istri yang dijelaskan dalam dalil Alquran dan hadis Tidak Mengajarkan Ilmu Agama Dosa suami kepada istri yang pertama adalah tidak mengajarkan ilmu agama. Suami wajib memelihara diri dan keluarga yang dipimpinnya dari perihnya azab kubur dan siksa neraka sebagaimana dalam firman Allah Ta’ala berikut يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَٰٓئِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu & keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia & batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras & tidak mendurhakai Allah terhadap apa yg di perintahkan-Nya kepada mereka & selalu mengerjakan apa yang diperintakan,” QS. At-Tahrim6. BACA JUGA 32 Dosa Suami terhadap Istri Tidak Setia terhadap Istri Dosa suami kepada istri yang berikutnya adalah tidak setia. Di zaman ini, begitu banyak kita menemukan seorang suami yang berselingkuh terhadap istrinya. Salah satu penyebabnya adalah pandangan suami yang tidak terjaga. Allah SWT berfirman, Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat”. Dan katakanlah kepada wanita yang beriman “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya”. [QS An Nur 30-31]. Tidak Memberi Nafkah Sudah banyak contoh para suami yang tak malu menelantarkan istrinya tanpa uang nafkah atau uang belanja sama sekali. Padahal hal ini merupakan dosa yang luar biasa. Bayangkan seorang perempuan yang telah rela meninggalkan kedua orangtuanya untuk hidup mengabdi pada suami. Bahkan rela mengandung anak dan melahirkannya untuk sang suami, namun diperlakukan tidak layak karena tidak diberi nafkah lahir. Sungguh suami telah berbuat dosa besar jika melakukan hal ini. ”Rasululluah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, seseorang cukup dipandang berdosa bila ia menelantarkan belanja orang yang menjadi tanggung jawabnya,” Dawud, Muslim, Ahmad, dan Thabarani. Membiarkan Istri Bekerja untuk Mencari Nafkah Saat ini banyak istri yang memilih untuk bekerja demi membantu perekonomian keluarga. Namun hal ini sering dijadikan kesempatan suami untuk bermalas-malasan sehingga mengandalkan istrinya untuk mencari uang. ”Tidak akan beruntung suatu kaum yang dipimpin oleh seorang wanita,“ Bukhari,Tirmidzi,dan Nasa’i. Tidak Memiliki Rasa Cemburu Dalam rumah tangga, sifat cemburu sangat diperlukan sebagai bumbu dalam cinta, namun tentu saja hal ini tidak diperbolehkan dilakukan dengan berlebihan. Berikut hadits yang menjelaskan mengenai hal ini “Tiga golongan yang Allah tidak akan melihat mereka pada hari kiamat yaitu seseorang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, wanita yang menyerupai lelaki dan ad-Dayyuts,” An-Nasa’i dinilai hasan’ oleh syeikh Albani, lihat ash-Shahihah 674. Ad-Dayyuts dayus adalah lelaki yang tidak memiliki kecemburuan terhadap keluarga/istrinya. BACA JUGA Suami Penanggung Dosa Istri? Benci kepada Istri Tentunya memiliki sifat benci terhadap istri merupakan salah satu bentuk dosa suami terhadap istri. Rasulullah telah mengingatkan akan hal ini melalui hadis berikut “Janganlah seorang suami yang beriman membenci isterinya yang beriman. Jika dia tidak menyukai satu akhlak darinya, dia pasti meridhai akhlak lain darinya,” HR. Muslim. Menyebarkan Aib Istri Aib istri tentu juga merupakan aib suami yang harus ditutupi, bukan yang harus disebarluaskan, sebab jika demikian maka suami telah melakukan dosa terhadap istri. “Sesungguhnya di antara orang yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah pada hari kiamat adalah seseorang yang menggauli isterinya & isterinya menggaulinya kemudian dia menyebarkan rahasia-rahasia isterinya,” Muslim. Terburu Buru Mentalak Dalam rumah tangga pasti ada masalah. Namun hal ini harus disikapi dengan dewasa. Suami yang mempunyai hak dalam mentalak jangan gampang menjatuhkan talak. Suami harus berpikir dua kali ketika akan melakukannya. Di sinilah kedewasan diuji. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda ثَلاَثٌ جِدُّهُنَّ جِدٌّ، وَهَزْلُهُنَّ جِدٌّ النِّكَاحُ وَالطَّلاَقُ، وَالرَّجْعَةُ. “Tiga hal yang bila dikatakan dengan sungguh-sungguh akan jadi dan bila dikatakan dengan main-main akan jadi pula, yaitu nikah, talak dan rujuk.” Poligami Tanpa Mengindahkan Syariat Islam tidak melarang poligami, namun hal ini harus mengikuti syariat islam. Sebab jika dilakukan di luar syariat islam, maka ini bisamenjadi dosa suami kepada istri. Firman Allah Ta’ala وَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تُقْسِطُوا۟ فِى ٱلْيَتَٰمَىٰ فَٱنكِحُوا۟ مَا طَابَ لَكُم مِّنَ ٱلنِّسَآءِ مَثْنَىٰ وَثُلَٰثَ وَرُبَٰعَ ۖ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تَعْدِلُوا۟ فَوَٰحِدَةً أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَٰنُكُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰٓ أَلَّا تَعُولُوا۟ “Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap hak-hak perempuan yang yatim bilamana kamu mengawininya, maka kawinilah wanita-wanita lain yang kamu senangi dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka kawinilah seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya,” An-Nisa 3. BACA JUGA Racun Pembunuh Suami Tidak Mau Membantu Istri dalam Pekerjaan Rumah Tidak sedikit suami yang tidak mau membantu pekerjaan domestik rumah tangga, padahal Rasulullah sendiri telah mencontohkan untuk membantu istri dalam persoalan rumahan sekalipun. “Beliau Rasulullah membantu pekerjaan isterinya & jika datang waktu solat, maka beliau pun keluar untuk solat,” HR. Bukhari. Menyakiti dan Berbuat Buruk kepada Istri Menyakiti istri secara fisik tanpa alasan yang syar’i merupakan bentuk perbuatan dosa suami. Sebab perempuan tentu merupakan kaum yang harus dilindungi. Selain merupakan perbuatan dosa, menyiksa istri secara fisik juga merupakan perbuatan yang melanggar hukum yang dapat dipidana. “Hendaklah engkau memberinya makan jika engkau makan, memberinya pakaian jika engkau berpakaian, tidak memukul wajah, tidak menjelek-jelekkannya…” Ibnu Majah disahihkan oleh Syeikh Albani. Bersikap Buruk kepada Istri tapi Baik Terhadap Orang Lain Padahal yang paling berhak menilai seseorang itu baik atau buruk bukanlah orang lain, melainkan pasangan kita sendiri. Karena pria yang paling baik adalah yang baik kepada keluarganya. “Mukmin yang paling sempurna adalah yang paling baik akhlaknya. Dan sebaik–baik kalian adalah yang paling baik tehadap isteri-isterinya,” at-Tirmidzi, disahihkan oleh Syeikh Albani. BACA JUGA Sedang Puasa Qadha, Diajak Suami, Saya Harus Bagaimana? Meremehkan Kedudukan Istri Suami dan istri memang memiliki kedudukan yang berbeda, namun tentunya hal ini tidak lantas membuat suami meremehkan kedudukan istri. Bahkan istri memiliki posisi yang istimewa, penghargaan Islam terhadap kaum wanita sebagaimana tersebut dalam hadits nabi اَلْمَرْأَةُ عِمَادُ الْبِلَادِ اِذَاصَلُحَتْ صَلُحَ الْبِلَادُ وَاِذَافَسَدَتْ فَسَدَ الْبِلَادُ حديث “Wanita adalah tiang negara jika wanitanya baik maka baiklah negara, dan bila wanita buruk maka negara juga ikut buruk”. Itulah tiga belas dosa suami terhadap istri yang seharusnya bisa kita hindari demi terciptanya rumah tangga yang diidam-idamkan. Wallahu a’lam bishawwab. [] Namunketaatan istri pada suami tidaklah mutlak. Jika istri diperintah suami untuk tidak berjilbab, berdandan menor di hadapan pria lain, meninggalkan shalat lima waktu, atau bersetubuh di saat haidh, maka perintah dalam maksiat semacam ini tidak boleh ditaati. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, Apakahsuami ikut menanggung dosa istri? Ayat tersebut menjelaskan bahwa seseorang tidak akan dihukum karena dosa orang lain dan dosa seseorang tidak dipikul oleh orang lain. Dalam hal ini bukanlah karena dosa istri ditanggung oleh suami namun suami bertanggung jawab terhadap akhlak istrinya . Semuayang berhubungan dengan si dia, aku tanggung dan bukan lagi orang tuanya yang menanggung, serta akan aku tanggung semua dosa calon anak-anakku." Jika aku gagal, maka aku adalah suami yang fasik, ingkar dan aku rela masuk neraka, aku rela malaikat menyiksaku hingga hancur tubuhku." Tentunyamemiliki sifat benci terhadap istri merupakan salah satu bentuk dosa suami terhadap istri. Rasulullah telah mengingatkan akan hal ini melalui hadist berikut : " Janganlah seorang suami yang beriman membenci isterinya yang beriman. Jika dia tidak menyukai satu akhlak darinya, dia pasti meridhai akhlak lain darinya," (H.R. Muslim). 6.

Bersabda: " Setiap orang di antaramu adalah penanggung jawab dan setiap orang diminta pertanggung jawaban atas kepemimpinannya, seorang imam adalah penanggung jawab atas umatnya, ia diminta tanggung jawab atas kepemimpinannya, seorang suami penanggung jawab atas keluarganya, ia diminta tanggung jawab atas kepemimpinanya, seorang istri penanggung jawab atas rumah tangga suaminya (Bila suami pergi), ia diminta tanggung jawab atas kepemimpinanya."

Dosasuami jika tidak bertanggungjawab Adapun, suami itu atau sesiapa sahaja akan berdosa bila mana dia tidak melaksanakan tanggungjawab yang telah diamanahkan kepadanya seperti menasihati isteri dalam perkara yang ma'ruf dan menghalangnya daripada melakukan perkara yang munkar. Perkara ini ada dinyatakan di dalam sebuah hadith iaitu: Nah inilah beberapa pertanyaan saya: 1. Apakah dosa zina yang telah saya lakukan, dosanya juga ditanggung oleh ayah saya? Saya pernah membaca dari sebuah artikel, bahwasanya dosa yang dilakukan oleh anak perempuan, juga ikut ditanggung oleh ayahnya. Jika iya, apa yang harus saya lakukan agar ayah saya tidak ikut menanggung dosa yang telah saya .
  • sk68cqe9tf.pages.dev/976
  • sk68cqe9tf.pages.dev/194
  • sk68cqe9tf.pages.dev/72
  • sk68cqe9tf.pages.dev/301
  • sk68cqe9tf.pages.dev/95
  • sk68cqe9tf.pages.dev/67
  • sk68cqe9tf.pages.dev/475
  • sk68cqe9tf.pages.dev/840
  • sk68cqe9tf.pages.dev/667
  • sk68cqe9tf.pages.dev/652
  • sk68cqe9tf.pages.dev/673
  • sk68cqe9tf.pages.dev/719
  • sk68cqe9tf.pages.dev/393
  • sk68cqe9tf.pages.dev/12
  • sk68cqe9tf.pages.dev/906
  • hadits dosa istri ditanggung suami